Selasa, 24 Juni 2008

Mulai hari ini, kita akan mendiskusikan tentang gagasan dasar Jazz Impromptu
The
Family Theraphy
Menciptakan Ketenteraman Hidup
Berpangkal pada Kebudayaan Indonesia
Saya OKE - Kamu OKE
Ketika Hidup dimulai pada Usia 40 Tahun

"Hidup yang tidak pernah dipertanyakan, tidak pantas untuk dijalani", demikian kata Sokrates (399 SM). Ungkapan tersebut dimaksudkan untuk menggugah manusia agar memanfaatkan waktu hidupnya demi kemaslahatan umat manusia yang sebesar-besarnya. Dengan demikian waktu demi waktu yang dijalani oleh manusia bisa diberi makna sepenuhnya.

Akan tetapi, karena hidup manusia bukan hanya sebagai individu melainkan juga sebagai makhluk sosial, yang, dengan sendirinya ber-relasi dengan yang lainnya, maka mau tidak mau setiap manusia perlu menghayati kodratnya tetapi juga peranan lingkungannya baik yang namanya keluarga maupun berupa lembaga masyarakat yang lebih luas.
Periode waktu, tingkat perkembangan ego state, serta pertumbuhan dan perkembangan umum secara sehat akan sangat mempengaruhi perjalanan hidup seseorang.
Umur 0 - 6 bulan disebut awal masa oral, masa dimana anak memerlukan makanan dan perhatian yang cukup. Karena ia kecil, tak berdaya, maka semua kebutuhan makan dan perhatian harus datang dari orang lain. Bisa ibunya, ayahnya, pengasuhnya, kakek, nenek, atau figur orang tua lain yang berada disekitar dia.

Umur 6-18 bulan disebut akhir masa oral. Pada masa inilah lahir sikap dan perilaku profesor cilik, dan pada masa ini anak selalu bergerak untuk melakukan eksplorasi atau penjelajahan. Apabila orang tua anak banyak melarang atau menghindarkan anak dari apa yang sedang ia pegang atau mainkan, maka dikemudian hari anak akan mengalami ketakmampuan eksplorasi atau tidak kaya pengalaman. Bisa dicoba, anak pada umur 6-18 bulan yang hanya diberi satu buah jenis mainan, boneka bebek misalnya, dengan anak yang diberi 10 macam mainan yang diganti-ganti, maka akan tampak perbedaan mencolok terutama dalam hal merespon sekitarnya, pun sampai ia dewasa.

Umur 18 bulan-3 tahun adalah merupakan fase anal. Saat itulah mulai munculnya akal anak, terutama untuk memilah-milah atau memisah. Dan pada kenyataannya memang anak umur 2 tahun umumnya mulai disapih, diputus menyu air susu ibu. Apalagi jika pada umur-umur tersebut anak memunyai adik, maka proses pemisahan akan sangat terasa apabila sang ibu tidak memiliki kepekaan akan tetap diperlukannya perhatian dan makan yang baik bagi si anak.
Ketika anak menginjak umur 3-6 tahun, ia berada pada fase genital, yaitu fase dimana imajinasi anak mulai muncul. Pada saat itulah anak-anak mulai menulis skenario hidupnya, akan menjadi apa ia kelak¾sudah diputuskannya pada masa-masa ini. Ketika anak menginjak umur 7-10 tahun, ia masuk kedalam fase latensi, fase dimana anak-anak mulai menunjukkan kegiatan kreatif dan suka berargumen.

Sebagaimana biasanya, dalam hubungan antar manusia¾fase-fase perkembangan tersebut akan sangat menentukan perkembangan berikutnya. Dalam arti bisa semakin baik, atau malah akan dikacaukan oleh ketidaksesuaian pendidikan dari orang tua, atau lingkungan sosial lainnya, juga oleh masalah-masalah jenetika.
Pam Levin, telah melakukan penelitian yang menarik bahwa masa adolesensi merupakan siklus putaran pertama dari tingkat perkembangan anak. Apabila fase-fase tersebut tidak dilalui secara sempurna, maka penyempurnaan akan dilakukan pada siklus kedua dan seterusnya.
Dengan demikian usia 11-12 tahun merupakan usia yang sangat krusial. Karena pada masa 2 tahun tersebut perkembangan manusia sulit dideteksi. Ada semacam kegamangan dan proses perkembangan yang tidak jelas, karena anak disibukkan dengan percobaan menjalankan skenario hidupnya yang sudah ditulisnya saat usia 7-10 tahun.
Jadi ketika seseorang berumur 13 tahun, ia akan kembali ke masa umur 1 tahun. Jika ketika umur 1 tahun itu makanan dan perhatian dari orang tua tidak cukup, maka pada masa ini anak-anak akan mencari kembali makanan dan perhatian yang lebih.
Umur 14 tahun, anak kembali ke umur 2 tahun. Pada masa ini ada kemungkinan dimana "pemutusan hubungan" dengan keluarga akan terjadi. Anak remaja akan lebih banyak mensosialisasikan dirinya di luar rumah atau di luar keluarga. Mereka akan berkelompok dengan anak seusia yang mungkin senasib atau sehobi. Senasib karena perhatian orang tua yang kurang. Sehobi, teruma dalam hal mencari makanan atau restoran yang trendi dan sebagainya. Pemutusan hubungan dengan keluarga biasanya disebabkan juga adanya pengalaman konflik dalam keluarga yang penyelesaiannya hanya dengan materi.

Umur 15 tahun, seseorang akan kembali ke masa usia 3-6 tahun. Masa adolesensi akan mengevaluasi kembali Skenario awal yang sudah ditulisnya dan dapat segera diubah dengan keputusan untuk lebih mandiri.

Umur 16-18 tahun, seseorang kembali ke usia 7-10 tahun. Mereka biasanya dipenuhi dengan argumen-argumen tentang nilai-lilai layaknya seorang remaja mengevaluasi kembali apa yang telah ia miliki dalam ego state PARENT-nya. Fenomena ini, juga tampak atau muncul dalam siklus kehidupan serupa seperti misalnya dalam kehidupan Middle-Escence (process of becoming). Umur 40 tahun merupakan pertanda awal dimulainya siklus baru kehidupan.
Masa adolesensi dimulai seputar 13 tahun plus atau minus 2 tau 3 tahun. Maka siklus waktu middle-escence berubah mulai umur 40 tahun. Maka bagi para manajer, perlu mendiskusikan dan mengidentifikasi tahun-tahun seputar 35-45 tahun sebagai masa-masa yang perlu dipertimbangkan untuk diubah, dievaluasi kembali, atau memulai sesuatu yang baru sama sekali. Pada masa-masa ini, kehidupan manusia mulai stabil, dan biasanya, seseorang mulai meninggalkan perhatian dari dalam dan mempunyai kebutuhan akan perhatian dari luar. Dan mereka mulai berusaha untuk memecahkan masalah hubungan yang tidak dipenuhi ketika masa kanak-kanak dan remaja.
Dus, proses baru sudah mulai. Umur 40, seseorang kembali ke umur 1 tahun. Tubuhnya membutuhkan perhatian khusus dan itu penting. Mencari restauran baru, mencoba anggur, atau keju, belajar membuat kue, tuning up the body, pijat, belajar tenis, dan sexual swinging. Makanan dan perhatian dieksplorasi.
Lalu, pada usia 45 tahun, manusia kembali ke usia 2 tahun. Rudi dan Tuti mulai berusaha keras mempertahankan hubungannya yang telah dirintisnya mulai awal perkawinan atau hubungannya dengan tempat kerja dimana mereka telah mengabdikan diri selama sekitar 15 tahun. Ia merasa jenuh, atau mungkin geram karena selama ini seolah dikekang oleh suami/isteri, atau perusahannya. Kemarahan dan frustrasi berkobar sebagai bentuk usaha mereka untuk mengeksplorasi cara baru bagaimana supaya bisa mandiri, atau berpikir untuk diri sendiri, untuk membuat pilihannya sendiri, dan mengerjakan segalanya tanpa diperintah oleh orang lain.
Usia 50 kembali ke 3-6 tahun. Seseorang kembali menulis script awal yang telah diputuskannya. Menggali kembali dan mencoba beberapa sumber baru untuk mendapatkan perhatian dan makanan, dan kadang merasakan ketakutan diputuskan atau harus mulai memutuskan ikatan simbiose, juga mulai mengevaluasi kembali gaya hidupnya secara menyeluruh. Mungkin harus menjalani terapi, menulis kembali script-nya, memutuskan kembali, mencari ijin dari diri sendiri atas apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, sebagai pengganti script "jangan menjadi lebih baik". Saatnya juga untuk keluar dari script tragis ke script pemenang. Inilah saatnya seseorang mengubah posisi hidupnya, penggunaan waktu, pola perhatian, dan segala yang perlu diubah selaras dengan perubahan script-nya.
Terakhir, ketika usia 55 seseorang seakan kembali ke 7-10 tahun, dimana manusia sering melihat kembali sistem nilai dasar dan memilih yang manakah bagian PARENT ego state-nya yang masih tetap bisa digunakan atau dibutuhkan, atau untuk ditata kembali disamping nilai-nilai baru yang lebih efektif dan lebih sesuai dengan perkembangan saat ini. Juga kadang-kadang merupakan masa dimana nilai-nilai religi dilihat kembali dan mungkin sekali diaktifkan kembali. Pada usia ini philosopi tentang Mengapa menjadi sangat penting. Mengapa kita ada disini? Apa makna semua ini? Apa maksud kehidupan saya? Apa relevansi sistem keuntungan terhadap mutu kehidupan di bumi?
Sebagai awal mula tingkat perkembangan dan berulangnya siklus adolesensi, tidak setiap orang mendapatkan apa yang ia perlukan, dan mungkin menemukan bahwa dirinya mengedepankan atau mendorong kesamping dan menamainya dengan "Kayumati". Jadi kemenangan awal mungkin mengakhiri akhir kekalahan.

Soedarsono Esthu
0819-0805-1701
Clinical member and provisional teaching member of the
International Transactional Analysis Association.

Tidak ada komentar: