Family Theraphy
Menciptakan Ketenteraman Hidup
Berpangkal pada Kebudayaan Indonesia
Saya OKE - Kamu OKE
"Hidup yang tidak pernah dipertanyakan, tidak pantas untuk dijalani", demikian kata Sokrates (399 SM). Ungkapan tersebut dimaksudkan untuk menggugah manusia agar memanfaatkan waktu hidupnya demi kemaslahatan umat manusia yang sebesar-besarnya. Dengan demikian waktu demi waktu yang dijalani oleh manusia bisa diberi makna sepenuhnya.
Akan tetapi, karena hidup manusia bukan hanya sebagai individu melainkan juga sebagai makhluk sosial, yang, dengan sendirinya ber-relasi dengan yang lainnya, maka mau tidak mau setiap manusia perlu menghayati kodratnya tetapi juga peranan lingkungannya baik yang namanya keluarga maupun berupa lembaga masyarakat yang lebih luas.
Umur 0 - 6 bulan disebut awal masa oral, masa dimana anak memerlukan makanan dan perhatian yang cukup. Karena ia kecil, tak berdaya, maka semua kebutuhan makan dan perhatian harus datang dari orang lain. Bisa ibunya, ayahnya, pengasuhnya, kakek, nenek, atau figur orang tua lain yang berada disekitar dia.
Umur 6-18 bulan disebut akhir masa oral. Pada masa inilah lahir sikap dan perilaku profesor cilik, dan pada masa ini anak selalu bergerak untuk melakukan eksplorasi atau penjelajahan. Apabila orang tua anak banyak melarang atau menghindarkan anak dari apa yang sedang ia pegang atau mainkan, maka dikemudian hari anak akan mengalami ketakmampuan eksplorasi atau tidak kaya pengalaman. Bisa dicoba, anak pada umur 6-18 bulan yang hanya diberi satu buah jenis mainan, boneka bebek misalnya, dengan anak yang diberi 10 macam mainan yang diganti-ganti, maka akan tampak perbedaan mencolok terutama dalam hal merespon sekitarnya, pun sampai ia dewasa.
Umur 18 bulan-3 tahun adalah merupakan fase anal. Saat itulah mulai munculnya akal anak, terutama untuk memilah-milah atau memisah. Dan pada kenyataannya memang anak umur 2 tahun umumnya mulai disapih, diputus menyu air susu ibu. Apalagi jika pada umur-umur tersebut anak memunyai adik, maka proses pemisahan akan sangat terasa apabila sang ibu tidak memiliki kepekaan akan tetap diperlukannya perhatian dan makan yang baik bagi si anak.
Ketika anak menginjak umur 3-6 tahun, ia berada pada fase genital, yaitu fase dimana imajinasi anak mulai muncul. Pada saat itulah anak-anak mulai menulis skenario hidupnya, akan menjadi apa ia kelak¾sudah diputuskannya pada masa-masa ini. Ketika anak menginjak umur 7-10 tahun, ia masuk kedalam fase latensi, fase dimana anak-anak mulai menunjukkan kegiatan kreatif dan suka berargumen.
Sebagaimana biasanya, dalam hubungan antar manusia¾fase-fase perkembangan tersebut akan sangat menentukan perkembangan berikutnya. Dalam arti bisa semakin baik, atau malah akan dikacaukan oleh ketidaksesuaian pendidikan dari orang tua, atau lingkungan sosial lainnya, juga oleh masalah-masalah jenetika.
Dengan demikian usia 11-12 tahun merupakan usia yang sangat krusial. Karena pada masa 2 tahun tersebut perkembangan manusia sulit dideteksi. Ada semacam kegamangan dan proses perkembangan yang tidak jelas, karena anak disibukkan dengan percobaan menjalankan skenario hidupnya yang sudah ditulisnya saat usia 7-10 tahun.
Umur 15 tahun, seseorang akan kembali ke masa usia 3-6 tahun. Masa adolesensi akan mengevaluasi kembali Skenario awal yang sudah ditulisnya dan dapat segera diubah dengan keputusan untuk lebih mandiri.
Umur 16-18 tahun, seseorang kembali ke usia 7-10 tahun. Mereka biasanya dipenuhi dengan argumen-argumen tentang nilai-lilai layaknya seorang remaja mengevaluasi kembali apa yang telah ia miliki dalam ego state PARENT-nya. Fenomena ini, juga tampak atau muncul dalam siklus kehidupan serupa seperti misalnya dalam kehidupan Middle-Escence (process of becoming). Umur 40 tahun merupakan pertanda awal dimulainya siklus baru kehidupan.
Masa adolesensi dimulai seputar 13 tahun plus atau minus 2 tau 3 tahun. Maka siklus waktu middle-escence berubah mulai umur 40 tahun. Maka bagi para manajer, perlu mendiskusikan dan mengidentifikasi tahun-tahun seputar 35-45 tahun sebagai masa-masa yang perlu dipertimbangkan untuk diubah, dievaluasi kembali, atau memulai sesuatu yang baru sama sekali. Pada masa-masa ini, kehidupan manusia mulai stabil, dan biasanya, seseorang mulai meninggalkan perhatian dari dalam dan mempunyai kebutuhan akan perhatian dari luar. Dan mereka mulai berusaha untuk memecahkan masalah hubungan yang tidak dipenuhi ketika masa kanak-kanak dan remaja.
Soedarsono Esthu
0819-0805-1701
Clinical member and provisional teaching member of the
International Transactional Analysis Association.